KATA-KATA BIJAK DAN MOTIVASI :

Senin, 26 Maret 2012

BELAJAR PADA OMBAK (FALSAFAH OMBAK)


“Wahai ombak, mengapa engkau tidak pernah berhenti bergerak? Tidak lelahkah engkau terus menerus bergerak sepanjang hari sepanjang hidupmu?”, tanya pantai kepada ombak.

Ombak menjawab, “Wahai pantai, aku ada karena aku bergerak, jika aku tidak bergerak maka aku tidak ada. Lelah bagiku tiada artinya, karena gerak adalah eksistensiku.”

Itulah ombak. Ombak hanya akan ada jika dia bergerak. Demikian juga manusia, keberadaan manusia bukan hanya dilihat dari fisiknya, melainkan geraknya. Jika dia hanya terus-menerus berada dalam rumah, meskipun secara fisik dia ada, namun sesungguhnya dia tidak ada. Bukan karena dirinya tidak ada, melainkan dirinya tidak dikenal. 

Banyak cara yang bisa dilakukan oleh manusia agar dikenal. Dia bisa melakukan banyak interaksi dan sosialisasi dengan sesama manusia. Namun, cara terbaik bagi manusia agar dikenal adalah dengan berkarya. Terlebih lagi adalah sebuah karya yang bernilai, yaitu sebuah karya yang dapat memberikan sumbangsih untuk kemajuan umat dan bangsa.

Nabi Muhammad saww telah tiada, demikian juga Ali bin Abi Thalib, Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Murtadha Muthahhari, Mulla Shadra, Einstein, Thomas Alva Edison, Mozart, Leonardo da Vinci, Pramoedya Ananta Toer, Jalaluddin Rumi, Muhammad Iqbal, dan lain sebagainya, namun eksistensi mereka tidaklah mati seiring dengan hancurnya. Malah eksistensi mereka tetap dikenal dan terkenal. 

Mereka dikenal bukan karena fisik mereka. Mereka dikenal kamrena sumbangsih mereka dalam kehidupan ini. Semakin besar dan berarti sumbangsih mereka bagi kehidupan ini, eksistensi mereka akan semakin dikenal dan abadi. Namun demikian, perjalanan kehidupan mereka bukanlah tanpa rintangan, bahkan tidak jarang mereka menemui batu karang yang sangat besar. Namun bagaikan ombak, mereka terus bergerak dan bergerak hingga akhirnya sampai ke pantai. Bahkan tidak jarang pula, batu karang yang sangat besar itu akhirnya hancur bahkan larut ikut serta bersama ombak menuju pantai. 

Inilah hakikat kehidupan. Berkarya, berkarya dan berkarya. Yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa agama menjadi ibadah, ibadah dan ibadah, bukan ibada dalam artian ritual semata, melainkan juga ilmu, amal dan sosial. 

Jika ombak dapat berkata, maka dia akan berkata pada manusia, “Wahai manusia, aku siap mengantarkanmu ke tengah lautan dan mengantarkanmu kembali ke pantai. Mana kapalmu, mana kailmu?” 

Namun sayangnya, banyak manusia yang tidak menjawab seruan ombak ini, bahkan mencari sejuta alasan untuk tidak mengarungi lautan. Namun ironisnya, mereka berharap memperoleh hasil yang besar dari lautan, mereka berharap ikan-ikan akan datang menuju pantai.

“Jangan tanya apa yang negara dapat berikan kepadamu, tapi tanyalah apa yang dapat engkau berikan untuk negara.”, kata John F. Kennedy. “Allah tidak akan mengubah suatu kaum kecuali kaum itu mau mengubah nasibnya sendiri.” Firman Allah SWT sebagaimana yang tertuang dalam al-Quran. “Engkau ciptakan malam, maka aku ciptakan pelita. Engkau ciptakan ombakan, maka aku ciptakan kapal.”, kata Iqbal.

Ayo kawan, marilah berkarya dan berkarya. Lakukan semaksimal mungkin yang engkau bisa lakukan. Yakinlah bahwa yang engkau lakukan tidaklah akan sia-sia, apalagi jika engkau melakukannya dengan tulis dan ikhlas karena Allah, maka segala yang engkau lakukan akan menjadi amalan yang akan memberatkan timbangan amal baikmu sehingga satu-satunya tempat yang layak untuk kau peroleh adalah surga.

Wallahu ‘alam bi shawab.
Jakarta, 30 januari 2009
Dikerjakan di tengah kesibukan bekerja,
Ide yang muncul secara tiba-tiba sayang untuk disia-siakan.
Max Hendrian Sahuleka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

QUOTE OF THE DAY (WORD WISDOM)

MY FAN PAGE ON FACEBOOK